Mungkin Memang Aku Belum Dewasa
Ketika aku menemukan postingan di Instagram yang berisikan analisis tentang bagaimana nabi Adam tidak boleh disalahkan karena menyebabkan manusia diusir dari surga dan tinggal di bumi, aku tersesat. Aku menyadari bahwa selama ini aku tersesat dalam memilah yang benar dan salah, aku setuju tapi tetap tawar menawar. Ku kira dewasa akan membuka wawasanku, pengalaman akan menuntun jalanku, dan aku akan lebih mudah dalam menilai baik dan buruk, tapi yang kudapati semua abu-abu. Dewasa justru ketika kau tidak memandang sesuatu full hitam atau full putih, melainkan hanya keduanya tanpa warna yang lain. Si hitam diatas putih, turut merepresentasikan kota yang kaku dan abu-abu, seperti debu-debu di jalanan aspal. Pun warna-warni cat tembok itu tidak pernah memperindah kota ini, mereka hanya menipuku setiap hari, setiap kali aku memandang aku merasa kesal. Jingga itu tidak akan pernah seindah matahari terbenam, biru itu terlalu no...