Al- Mujib

https://pin.it/oi2fkc7pmevr7a

Dialah Allah Subhanahu wa ta'ala, Raja dari segala raja. Tak ada yang mampu menandinginya, karena Dialah sang Penguasa. Seluruh semesta adalah ciptaannya, apapun yang ada dimuka bumi ini tunduk dan takluk kepada-Nya. Dialah penggenggam takdir, yang senantiasa terjaga dan mengawasi.

Dia adalah Al- Mujib, Sang Maha Mengabulkan. Mengabulkan setiap doa hamba-hambanya, Dia adalah tempat untuk kita bersandar, untuk bergantung, untuk berserah diri. Dialah, hanya Dia yang kita sembah. Tak ada sekutu baginya, karena dia satu. Yang tidak melahirkan maupun dilahirkan. Dialah Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.



Mengabulkan dengan cara yang berbeda


https://pin.it/xxo66nopu6dmfk

Saya sebenarnya orang yang biasa-biasa saja dalam segi pengetahuan tentang Islam, tidak banyak hafal doa, dan tidak terlalu rajin dalam melaksanakan sunnah-sunnah yang ada. Hafalan surat juga kalah dari keponakan saya yang masih kecil hiks :'( ... malu-maluin yah

Namun akhir-akhir ini saya mengalami dan menyadari hal-hal yang berharga. Kejadian-kejadian itu mengantarkan pemahaman saya lebih dalam kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, bahwa Ia memang benar-benar Al-Mujib, Yang Maha Mengabulkan. Nama ini terdapat dalam firmanNya yang berbunyi;


وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمۡ صَٰلِحٗاۚ قَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ وَٱسۡتَعۡمَرَكُمۡ فِيهَا فَٱسۡتَغۡفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٞ مُّجِيبٞ ٦١

Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Saleh berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Rabb selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabbku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).” (Hud: 61)


Semua berawal  dari saya yang membaca buku yang berjudul Wasiat Rasul untuk Para Pecinta, dan menemukan hadist ini :
Dan diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, dia berkata, “Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat, beliau berdiri hingga kedua telapak kaki beliau merekah, lalu ‘Aisyah bertanya, ‘Kenapa engkau melakukan semua ini, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan ampunan bagimu atas dosa-dosa-mu yang telah lalu dan yang akan datang?’ Lalu beliau menjawab,
أَفَلاَ أَكُوْنُ عَبْدًا شَكُوْرًا.
‘Apakah tidak boleh jika aku termasuk hamba yang bersyukur.'”
HR. Al-Bukhari dalam kitab Tafsiiril Qur-aan, bab Liyagh-fira lakallaahu maa Taqaddama min dzanbika wa maa Taakh-khara, (hadits no. 4837) dan Muslim dalam kitab Shifatul Qiyaamah bab Iktaaril A’maal wal Ijtihaad fil ‘Ibaadah (hadits no. 2820).


Kemudian dalam buku itu juga saya mendapati cerita tentang Ulama tempo dulu yang sangat disiplin terhadap dirinya, sampai-sampai hanya karena melihat kaki seorang wanita, membuat mereka berjanji akan berpuasa selama satu  tahun dan itu benar-benar mereka lakukan. Lantas saya terharu dong?
Dan seketika itu juga, saya berdoa khusyuk dan membatin "Ya Allah, jika hamba mu saja seperti itu, maka matikan saja aku sekarang biar tidak menambah maksiat lagi."
Dan kalian tahu apa? Mungkin bagi para manusia yang gak 'so on' pasti bilangnya itu suggesti lah, kebetulan lah. Padahal, dibalik suggesti dan segala macem tetek bengeknya akan selalu bersumber dari rencana-rencana Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan Allah itu maha pengabul doa-doa hambaNya, dan ya! Ia mengabulkan doa saya, namun dengan cara yang berbeda.
Yang dimatikan itu bukan atau mungkin belum diri saya, tetapi ternyata ponsel saya yang senantiasa membuat saya melupakan waktu dan mengacuhkan Ibu lantaran asik nge-Game dan zina mata karena banyak streaming Drakor ( tau sendiri pasti ada adegan kissingnya :') )
Saya mah masih fine-fine saja dengan Ponsel yang mati, bagi saya hal ini bukan sesuatu yang harus digundahkan. Lagipula, baik atau buruk, Allah pasti punya maksud. Itu karena saya terinspirasi dengan salah satu firmannya, yaitu:

ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺁﻳَﺎﺕٌ ﻟِﻠْﻤُﻮﻗِﻨِﻴﻦ

َ

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin,
(QS. Adz Dzariyat: 20)

ﻭَﻓِﻲ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻜُﻢْ ۚﺃَﻓَﻠَﺎ ﺗُﺒْﺼِﺮُﻭﻥ
َ

dan (juga) pada dirimu sendiri.
Maka apakah kamu tiada memperhatikan?
(QS. Adz Dzariyat: 21)

Well, jadi saya selalu berusaha memperhatikan kemana ini tertuju. Saya mikir, oh yaudah ponselnya rusak, mungkin itu cara Allah mengambulkan doa saya biar gak banyak-banyak maksiat. Tapi, ada satu perasaan yang amat disayangkan, karena saya mau pergi ke Pontianak dan ingin sekali photo-photo. Kan sayang kalau terlewat begitu saja.

Saya pun berdoa lagi dalam hati ' Ya Allah gak papa kalau internet, atau sistem aplikasinya dirusakin, tapi saya ingin photo-photo, ingin memakai kameranya buat jalan-jalan nanti'
Dan doa saya dijawab-Nya lagi, dengan cara yang berbeda, lagi.

Padahari itu juga, saya mendapat jawaban dari-Nya melalui kejadian, waktu Mbak Ade (yang mengajak saya ke Pontianak) bilang "Nanti disana gua pinjemin kamera ayahnya abel sa, lu bawa kartu memori aja."

saya langsung paham.

Allah sering sekali mengabulkan doa saya, lebih sering dijabah ketika saya benar-benar membatin.
Saya pernah pulang dari sekolah, laper, capek, ngeliat orang bawa bungkusan baunya baso, wangi banget. Saya langsung ngebatin pengen juga, eh tau-taunya nyampe rumah baso udah tersedia, padahal saya gak bilang atau sms mama buat beliin baso, atau kasih tau siapapun. Dan that's it, Dia memang Al-Mujib, yang maha mengabulkan.

Waktu itu juga saya pernah ngebatin pengen makan martabak, dan yah dikabulkan lagi, hanya saja bukan martabak kacang tapi martabak keju. Tapi tetap saja, Dia itu Maha Pengabul segala doa hambanya.

Saya juga pernah membantin biar mendapat tema yang mudah dan sederhana persis teman saya pada saat tes basic speaking, dan benar saja, saya mendapat tema sama persis dengan teman saya. :D

Kok banyak yang baca tulisan ini? Hmm... 🤔

Lihat-lihat boleh, follow apalagi! 😆