Vacationship

Wah, saya merasa sangat bersemangat untuk mengoceh mengenai 'perginya saya' kesalah satu pulau besar di Indonesia, yaitu Pulau Kalimantan. Selama libur perkuliahan ini, saya telah di beri rezeki oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى untuk mencicipi naik kapal laut dua hari.


Dan that was amazing karena selama dua hari dikapal itu, saya jadi menyadari suatu hal. Hal bahwa memang benar bumi itu sangat bulat utuh, saya menyadarinya ketika saya menatapi ufuk dimana Ia tidak terhalangi suatu benda atau objek apapun. Hanya ada saya, kapal, langit, hamparan laut, dan sejumlah awan, plus angin yang tak terlihat, dan saat itulah garis lengkung itu terlihat begitu jelas.

Lebih dan lebih jelasnya lagi sih saya pergi ke Pontianak, tapi entah saya lebih suka menyatakan bahwa saya ke Kalimantan hahaha... karena itu akan memberi efek besar. Dan sebenarnya sih saya hanya menghabiskan waktu di kotanya, bukan di desa, bukan di suku manapun, bukan dibayangan imajinatif semu saya.


Agak mengecawakan juga, tapi rasa itu kalah ketika ego saya bilang, memang bukan tujuan saya ke pontianak atau kemanapun. Karena tujuan saya sebenarnya hanyalah ingin mencicipi naik kapal 2 hari, setelah itu, yasudah. Bodoamat. Saya gak peduli siapa orang, dimana tempat, akan kemana, dapat apa, harus apa, dan ketek bengek lainnya. Memang saya akui gak bagusnya adalah terkadang, ketidakpedulian saya terlalu besar.

Tapi saya memang amat senang memikirkan tentang kapal laut, dan lautnya. Apalagi saat pulang, saya sendirian. Semua menjadi lebih ringan secara psikis walau secara fisik barang bawaan saya banyak banget (oleh-oleh gituloh, bawa duku 13 kilo). Saat itu saya bebas melihat laut, sendiri, sendiri, sendiri itu menyenangkan. Tak ada yang saya kenal, dan tak ada yang mengenal saya. Dan laut- hanya laut, membuat sempurna segalanya.

Saya paling suka ketika kapal mendekati dan berada disekitar laut belitung. Disana begitu biru, amat sangat biru, berkilau, masih biru. dan cuaca saat itu sangat mendukung dengan mendungnya. Jadi saya gak panas-panasan dan takut hitam manis saat main ke balkon buritan kapal.


Waktu itu saya menaiki kapal KM Lawit menuju pelabuhan pontianak. Naik 13 februari jam 11 pagi dan sampai 15 februari jam 8 pagi. Pulangnya. Kalau berangkatnya tanggal 19 januari pagi sampai 21 januari pagi juga. Jadi bulat utuh 2 hari 2 malam.


Fasilitas cukuplah untuk menjalani keseharian, Kamar mandi ada disetiap dek dengan satu kamar shower, dan 3 kamar untuk closet. Setiap orang menempati setiap ruang dimasing-masing dek berfasilitaskan matras/kasur tipis yang berjajar rapi, tempat untuk menaruh barang diatasnya, dan colokan disetiap tiangnya.


Oh ya, kita juga dapat makan 3 kali sehari, tapi gitulah namanya aja ngasih makan banyak orang, setiap hari lauknya ikan secuil yang gak berasa apa-apa, bahkan gak asin. tapi nasi cukuplah untuk mengenyangkan. Jadi saya sarankan bawa mie siap seduh dan keripik apapun untuk mengganti atau nambah-nambahin lauk. Juga kopi atau teh seduh, karena kita juga disediakan air yang selalu mendidih di pantry, gratis. Jadi kalau mau seduh kita tinggal gayung aja di kuali besar di pantry atau dapur kapal.


Tapi ya gitu, otak warga Indonesia kita yang tercinta ini, ada yang masih Bolot bener. Saya secara jelas melihat beberapa penumpang membuang sampah botol plastik, puntung rokok, dan lainnya ke laut yang biru dan indah yang mestinya dijaga! Padahal tempat sampah banyakkk sekalii disediain di sudut mana-mana. Tapi masih juga sempet-sempetnya buang sampah sembarangan ke laut. Patutnya diapain sih orang yang kaya gitu coba. ada pula, orang yang sering melanggar aturan kapal. Kamar mandi banyak kok masih buang air di tempat wudu coba !? kan Bolotnya gak ketulungan. pake segala bilang kalo WC bayar, HELLO saya bolak-balik aja gak ada tukang palak sama sekali, dari mana alesan kaya gitu coba. Tempat wudu itu kan tempat suci woy, tuh cowok malah kencing disitu coba.

yah gitulah, pengalaman buruk senantiasa mengiringi. Yang paling saya sesali kesadaran masyarakat kita tentang menjaga lingkungan alam itu masih minim, entah masih sedikit yang menyadarkan, atau memang masyarakat kita susah disadarkan. Semoga mereka segera sadar.

Kok banyak yang baca tulisan ini? Hmm... 🤔

Lihat-lihat boleh, follow apalagi! 😆