Author's Point of View: Critical Reading
Point of view adalah posisi dari mana perincian suatu wacana dipersepsikan, dipertimbangkan, diuraikan. Dengan kata lain, Point of view adalah poin-poin dimana penulis mempertimbangkan, menyajikan, mengkomunikasikan ide-idenya.
Point of view sangat penting untuk di kenali dalam mendeteksi tujuan dan prasangka si penulis. Karena tujuan dan prasangka si penulis terkadang terasa jelas, halus, hingga tersembunyi. Sehingga terkadang kita melakukan kekeliruan dalam menyerap presepsi, atau yang dimaksudkan si penulis.
Dalam matakuliah Critical Rading, Point of view hanya mengenai bagaimana kita memahami isi passage atau poin poin dalam suatu wacana. Sehingga dalam soalnya kita hanya akan dipaparkan suatu pilihan pemahaman dan kita akan memilih pemahaman mana yang paling cocok dengan yang dimaksudkan si penulis, yang ditandai dengan ; True (jika benar), dan False (jika salah).
Namun, di sekolah menengah, atau dalam dasar kepenulisan, kita telah diajarkan beberapa jenis Point of view atau lebih yang dikenal dengan 'Sudut Pandang' dalam tiga bentuk yaitu:
Orang pertama yaitu dimana penulis mengguakan karakter utama yang bercerita, dengan menggunalan kata "Aku/ kita/ kami". Sebagai pembaca, kita tidak akan tahu apa-apa tentang orang atau peristiwa yang belum dialami karakter ini secara pribadi. Dan kita akan dibawa seolah-olah kitalah yang mengalami kisah tersebut.
Aku berjalan menuju kekedalaman hutan. Aku tidak mengerti mengapa hatiku terus menggiringku masuk kedalam hutan. Padahal orang-orang di desa berkata untuk menjauhi hutan itu, karena hutan itu adalah tempat angker. Mungkin aku akan menyesali tindakanku ini.
Sudut Pandang Orang Kedua:
Sudut pandang orang kedua umumnya hanya digunakan dalam penulisan instruksional atau bersifat perintah. Diceritakan dari perspektif "Kamu/ Milikmu, (you/you're/your)". Dalam Sastra Indonesia, hanya terdapat sudut pandang pertama dan ketiga. Sedangkan dalam English literature terdapat sudut pandang orang kedua ini. Dan ini seakan-akan penulis berkomunikasi dengan para pembacanya.
Kamu merasa ada sesuatu di dalam hutan itu. Hutan itu begitu menarik dengan keindahan, namun sekaligus memberikan aroma misteri yang ingin dipecahkan. Mungkin kamu akan menyesali tindakanmu ini, namun apa daya, hatimu selalu berteriak untuk membawamu kesana.
Sudut Pandang Orang Ketiga:
Orang ketiga POV digunakan ketika narator anda bukan karakter dalam cerita. Orang ketiga menggunakan narator "dia / itu/ mereka" dan itu adalah POV yang paling umum digunakan dalam tulisan. Dalam hal ini, penulis mengetahui segalanya. itulah yang membedakan dengan sudut pandang orang pertama. Kita seakan-akan tahu segala watak, latar belakang, sampai penyebab suatu kejadian.
Rita merasakan kehendak yang hebat untuk memasuki hutan. Hutan itu merupakan hutan kecil dengan kumpulan flora yang indah namun menyimpan misteri. Para penduduk sudah memperingati Rita tentang bahaya mengenai hutan tersebut, namun dia dengan kebulatan hatinya menampik semua peringatan dan mulai berjalan menuju hutan.
That's all Folks! Segitu aja karangan ceritaku berdasarkan masing-masing POV wkwkwk.
Oh ya! kritik dan saran terbuka lebar, kalau kamu masih kebingungan kamu bisa bertanya di kolom Komentar.
Oh ya! kritik dan saran terbuka lebar, kalau kamu masih kebingungan kamu bisa bertanya di kolom Komentar.