GWRF2019 Day 3 : Always about Literature


Ahoi Folks! Gak habis-habisnya nih membicarakan Gramedia Writers and Readers Forum 2019 ini. Apalagi di acara ini, banyak diundang penulis-penulis keren sebagai narasumber acara. Indeed, saya kagum banget dengan setiap pencapaian para penulis-penulis itu dan saya seneng banget bisa temu muka dengan mereka. Dihari ketiga ini, saya mengikuti tiga sesi. yaitu: Antara Puisi dan Prosa, Faith That Leads, Perempuan Matematika dan Sastra. Selain itu di hari terakhir ini, GWRF juga mempersembahkan live music Ayu dan Ditto.


Antara Puisi dan Prosa

Folks, kenal gak sih sama penulis senior Sapardi Djoko Damono dan Yudhistira Massardi? Mereka adalah sastrawan yang sudah lama berkecimpung dalam dunia kepenulisan loh. Di usia yang senja ini, mereka tetap memiliki keinginan untuk terus membuat karya terutama novel. Di forum ini kita membahas bagaimana standar kepenulisan, dan kendala yang dihadapi para penulis ketika tulisan mereka dibanding-bandingkan dengan standar penulis lama.

Namun menurut Pak SDD menulis yah begitu saja, tanpa memikirkan standar apapun, seperti mengalir begitu saja.

 Yudhistira Massardi (memegang mic) dan Sapardi Djoko Damono

Begitu pula dengan Pak Yudhistira, beliau menyingkatnya dalam bahasa gaul masakini yaitu 'suka-suka gue'. Memang ada ketentuan dan ukuran-ukuran tertentu dalam kepenulisan namun apabila sudah mengekspresikan diri, yah.. 'suka-suka gue'. Sesukanya kita aja mau bagaimana.

Kita menulis apa yang kita mau entah itu mau puisi, prosa, dan sebagainya. Bahkan, kedua narasumber kita ini hampir tak bisa membedakan apa itu puisi dan prosa. Jika mereka ingin menulis, mereka akan tulis. Bagaimana itu jadinya puisi atau prosa, itu terserah para pakar ingin menganggapnya apa. Jadi kita sebagai penulis pun tak memiliki hambatan dalam mengekspresikan diri kita, atau banyak memikirkan apakah akan menulis puisi atau prosa.


Faith That Leads

Negeri 5 Menara bukanlah satu-satunya buku yang telah A Fuadi terbitkan, masih banyak buku lain yang telah Ia tulis dan publikasikan. Salah satunya Merdeka Sejak Hati, yang baru-baru ini Ia terbitkan dan sudah banyak di lirik orang. Selain mengenai buku terbarunya, di sesi ini Mas Fuadi juga memberitahukan pertanyaan-pertanyaan sukar yang mengubah cara pandang dia terhadap dunia seperti; Dari mana kita datang, Untuk misi apa, Mau kemana.



Dan kita yang ada sekarang ini sedang berada ditengah-tengah itu, yaitu untuk misi apa. Kata Mas Fuadi salah satu yang menginspirasi apa yang harus kita lakukan yaitu hadist Rasulullah sallallahu alaihi wasallam.

خير الناس أنفعهم للناس (khoirunnas anfa'uhum linnas). "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain"

Manusia terbaik bukanlah manusia yang paling sukses, tetapi yang paling bermanfaat bagi orang lain. Jadi kesuksesan itu bukanlah kesuksesan pribadi, itu adalah kesuksesan bersama. Setiap orang memiliki cara untuk bermanfaat bagi orang lain, kalau punya harta yah bagi-bagi, kalau punya Ilmu yah mengajar. Tetapi, kemanfaatan yang dapat menyentuh secara luas adalah Menulis.


Perempuan, Matematika, dan Sastra

Nah di sesi ini, diisi oleh pramateri sekaligus penulis yaitu Henny Triskaidekaman dan Rieke Saraswati.  Henny Triskaidekaman telah menulis beberapa buku yang senantiasa berhubungan dengan matematika dan sains, namun menerutnya Ia tidak memiliki target tertentu, Ia hanya ingin bereksperimen dalam bukunya. Banyak penulis-penulis perempuan yang tertarik untuk mengangat tema-tema sensitif sepertti kritikan, politik, sains, sebagaimana tema-tema yang cenderung diangkat oleh Pria.

Henny Triskaidekaman dan Rieke Saraswati

Namun, statement yang dipercaya khalayak ramai ialah bahwa perempuan hanya akan menulis tentang Romansa, Rumah tangga, dan sebagainya. Sehingga belum banyak tema-tema kritis lain yang diisi oleh sudut pandang penulis perempuan, karena mereka tidak merasa percaya diri dan sudah di judge terlebih dahulu. Padahal setiap perempuan tidak memiliki cara berpikir yang sama, cara berfikir itu secara individual. Ada laki-laki yang selalu memikirkan romansa dan berumah tangga, tetapi adapula wanita yang tidak pernah memikirkan hal itu.

Mungkin untuk lebih menyemangati dan membuat percaya diri para penulis perempuan untuk mengambil tema-tema yang berlawanan dengan apa yang dianggapkan kepada mereka, penulis-penulis ini sebaiknya bergabung ke suatu komunitas kemudian saling sharing dan memotivasi satu sama lain.

Kok banyak yang baca tulisan ini? Hmm... 🤔

Lihat-lihat boleh, follow apalagi! 😆