Something beautiful and scary
Pict taken from: gothicrose.net |
Ketika pagi ini, saat menggosok
pakaian batikku dan mengagumi coraknya, aku teringat pada sesuatu yang cantik
dan menyeramkan di waktu yang sama.
Sebelum direnovasi, kamarku
memiliki lubang pada plafon tepat ditengahnya. Aku yang memintanya, meminta
abahku untuk melubangi plafon dan mengganti genteng tepat diatasnya dengan
genteng kaca yang bening sehingga cahaya matahari bisa masuk kedalam kamarku.
Dulu kasurku cukup luas, entah
berapa ukurannya, namun cukup luas hingga hampir tidak menyisakan ruang
sedikitpun dikamarku karena kotaknya. Oleh karena itu, aku terkadang tidur di
daerah sisi yang berbeda, pojok, bawah, atas, menyamping, maupun melintang. Namun
hari itu entah bagaimana, aku tidur benar-benar di posisi tengahnya. Hari itu
aku terbangun karena cahaya yang sangat menyilaukan, aku tidak terbiasa dengan
cahaya ketika tertidur, karena aku selalu membuat kamarku gelap gulita sebelum
tidur. Ketika aku menatap ke sekeliling, disekelilingku hanyalah gelap.
Aku menatap keatas, dan mengetahui bahwa ternyata bulan benar-benar tepat berada diatasku. Ia bersinar, sangat bersinar hingga sinarnya masuk melalui genteng kaca dan mengganggu tidurku. Aku memandangi bulan itu, namun yang kudapati adalah aku ketakutan.
Aku tidak tahu ketakutan macam
apa ini? Apakah bulan itu yang membuatku takut? atau gelap yang menciutkanku
untuk keluar dari kamar? Tapi yang pasti ketika mendapati bulan itu, aku
berspekulasi bahwa hal buruk akan menimpaku, hal buruk seperti tsunami atau
gempa bumi yang mengubur rumah kami, dan merenggut segalanya dariku. Sungguh,
aku sangat ketakutan malam itu.
Namun disisi lain, aku sangat mengagumi keadaan ini. Kau tahu? Mendapati bulan yang menganggu tidurmu dengan sinarnya yang indah dan bentuk yang sempurna tepat diatas pembaringanmu, itu mungkin keadaan yang amat jarang didapati oleh banyak orang dan aku berfikir begitu. Jadi pemikiran ini membuatku bertahan ditempat tidur selama beberapa saat namun masih dalam lingkup rasa yang mencekam.
Akhirnya aku menyerah, malam itu
terlalu misterius dengan perasaan was was tak beralasan. Akupun bergegas
mengambil wudhu dan solat tahajud, karena bagaimanapun aku sangat takut dengan
Pencipta kita. Aku takut DIA merencanakan sesuatu. Jadi setelah solat, aku
pindah ke kamar Mamaku dan memutuskan untuk tidur disana, meninggalkan bulan
dan cahayanya dikamarku. Entah mengapa, aku merasa menyesal.