Pesan Sang Mentari : Peluncuran dan Bincang Buku Penyair Kong Kwang-kyu



Hai kamu yang mengaku-ngaku mencintai k-pop, antusias terhadap hal-hal yang berbau Korea, hingga berkeinginan untuk mendapatkan salah satu oppa tampan. Hai kamu, apakah kamu sudah menyentuh kebudayaannya? Apakah kamu sudah menyentuh kesusastraannya? Kenal kah kamu dengan puisi-puisi mereka?

Eitss kalau kamu merasa memang menyukai hal-hal berbau korea, yuk kenalan dulu dengan penyair Kong Kwang-kyu! 

Kong Kwang-kyu (memegang bendera Indonesia)


Kong Kwang-kyu adalah seorang penyair yang dilahirkan di Seol tahun 1960. Ia kebetulan datang ke Indonesia tahun 2018 dan 2019 sebagai dewan juri dalam "Penghargaan Sastra Khatulistiwa". Senin 21 Oktober 2019 kemarin, aku menghadiri acara peluncuran dan bincang buku karya beliau yang berjudul "Pesan Sang Mentari". Buku ini berisi kumpulan puisi-puisi yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Joko Pinurbo dan disertakan versi koreanya. Versi huruf hangeul-lah yang menurutku, menjadi nilai plus dari buku ini karena kita akan tergoda mempelajarinya.

Selain itu acara ini juga dihadiri oleh Ibnu Wahyudi, seorang sastrawan sekaligus dosen di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (d/h Fakultas Sastra) Universitas Indonesia. Dalam bincang-bincang di acara ini pun beliau memberikan beberapa masukan terhadap buku "Pesan Sang Mentari" seperti beberapa bait yang kurang berterima, tapi tidak menghiraukan bahwa kumpulan puisi "Pesan Sang Mentari" memiliki makna yang dalam dan indah. 



Disitu aku pun dibuka wawasannya oleh beliau kalau ternyata menjadi pernerjemah Puisi itu sulitnya bukan main. Kita harus tau konteks budaya, memahami dengan dalam, lalu memilih diksi yang tepat walaupun pada akhirnya kita akan berkhianat terhadap kata karena kita bukan menyampaikan kata-perkata, tetapi menyampaikan makna.

Kong Kwang-kyu sendiri merupakan penyair yang piawai dalam menggambarkan hubungan manusia dan alam, dalam beberapa puisinya pun sangat menyentuh seperti " Sup Bintang-bintang" yang mengantarku pada akhir sajak yang menyesakan dan tak terduga. Beberapa puisinya pun terinspirasi dari kunjungannya ke Indonesia seperti " Anak-anak Khatulistiwa" yang menggambarkan anak-anak Indonesia.



Buku "Pesan Sang Mentari" ini terdiri dari 144 halaman, dan sudah tersedia di Toko-toko Gramedia terdekat! Yuks K-popers, masa cinta Kang Daniel, Chanyeol, Members of Stray Kids tapi gak cinta sastranyaa.... :V

Kok banyak yang baca tulisan ini? Hmm... 🤔

Lihat-lihat boleh, follow apalagi! 😆