#JasMerah : Jangan sekali-kali Lupakan Sejarah

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.





28 Oktober adalah tanggal dimana peristiwa Sumpah Pemuda diperingati, sebuah peristiwa mengenai ikrar semangat dari para pemuda dalam menyatakan kebangsaan dan cita-cita negara. Disisi lain, pemuda itu sendiri merupakan kembang-kembang harapan serta penggerak bangsa. Karena ditangan merekalah negara ini akan diwariskan, pula kepada mereklah tanah ini akan dibawa menuju masa depan penuh kepastian. 

Tepatnya 29 Oktober 2019, ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) bersama BPIP, Ivibesmedia.com, juga Covids, mengadakan sebuah seminar dengan tema, "Pancasila dan Pemuda Indonesia: Sumpah Pemuda bagi Generasi Milenial Jaman Now". Seminar yang cukup menginspirasi saya. Disana kita diputarkan film singkat revolusi mental, kemudian dilanjutkan seminar dengan topik menarik seputar bagaiman pemuda hari ini seharusnya, dan kegiatan tour biorama sejarah Indonesia (yang sayangnya saya lewati) pada pagi hari sebelum seminar dimulai.




Bebicara tentang pemuda, begitu jauh perbedaan semangat nasionalisme kita dibanding para pendahulu kita. Yaitu para pemuda yang mendambakan, memimpikan, memperjuangkan, hingga merebut kemerdekaan untuk bangsa Indonesia. Hari ini kita telah terkubur oleh kolonialisme baru bernama transisi globalisasi yang mau tak mau kita akui perlahan memudarkan nilai-nilai luhur dan kultur yang menjadi identitas kita. Bukan, bukan berarti kita menjauhi perubahan dan membenci globalisasi itu sendiri, tapi harus lah kita sadari bahwa hari ini kita 'agak' terlena hingga mulai ragu apakah warisan negara ini mampu untuk dipertahankan? dan bagaimana?

 Setiap hal memudar karena kita tidak mengingatnya lagi, kita para pemuda melupakan sejarah, melupakan semangat, hingga akhirnya lupa bahwa negara ini terbentuk atas perjuangan, hingga akhirnya kita lupa siapa kita dan apa yang mempersatukan kita. #JasMerah- Janganlah sekali-kali melupakan sejarah adalah sebuah jargon pembuka yang di utarakan oleh Plt. Kepala ANRI, Dr. M.Taufik, M.Si. Beliau  berkata, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang pandai menyelamatkan dan melestarikan arsipnya. Siapakah bangsa itu? yaitu bangsa Indonesia."




Bahkan hanya dengan hal ini,  timbullah suatu pemahaman pada saya bahwa kita bercita-cita untuk menjadi bangsa yang besar, kita bercita-cita untuk menjadi bangsa yang maju, namun yang kita lakukan adalah melupakan sejarah. Sebuah poin penting untuk menjadi bangsa yang besar, dimana persatuan, kesatuan, toleransi, dan segala nilai luhur yang memperkuat kita perlahan memudar dalam ingatan. Dan ketika kemajuan datang pada kita, kita malah oleng bukannya ikut berkembang bertumbuh dan membesar. Misalnya berita hoax dan kontroversi lainnya yang menimbulkan antipati dan permusuhan, begitulah kita terpecah, sebab melupakan sejarah. Maka benar kata beliau, #JasMerah- Janganlah sekali-kali melupakan sejarah  ingatlah kembali rekam jejak Tanah air ini, kalau perlu sekaligus mengingatkan saudarah setanah air kita yang lain, ajaklah mereka melihat biorama sejarah perjuangan baik di ANRI atau museum lainnya. Manfaatkanlah kemajuan teknologi untuk ikut bergerak maju, teriakan persatuan melalui sosmed dan segala macam dalam cyberspace

Kok banyak yang baca tulisan ini? Hmm... 🤔

Lihat-lihat boleh, follow apalagi! 😆