Bawaslu, Pemilu, dan Pulau Seribu
Demokrasi yang kita kenal, adalah demokrasi yang memberikan pada rakyatnya hak suara untuk memilih dalam pemilu. Indonesia, 17.540 pulau, berpenduduk lebih dari 270 juta jiwa, bayangkan bagaimana ketika pemilu datang? pastinya akan ada celah-celah yang membuat pemilu tidak berjalan dengan tertib, aman, dan efektif. Apalagi mengingat kondisi geografis indonesia yang terdiri dari kepulauan, dan banyaknya jumlah penduduk sehingga Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum) sendiri 'agak kewalahan dalam mengawasi kegiatan pemilihan umum. Untuk itu Bawaslu mengangkat Partisipatif untuk membantu dalam pengawasan pemilu.
Namun tidak berhenti hanya begitu saja, Bawaslu juga terus berupaya bersinergi untuk meningkatkan kapabilitas para Partisipatif dalam melakukan pengawasan. Seperti halnya Bawaslu Kepulauan Seribu yang mengundang 100 peserta yang terdiri dari unsur Pemda Kepulauan Seribu; Jajaran Kepolisian, Ex Pansawascam 2019, Stakeholder pemilu, Ormas, Forum Kemasyarakatan dan Keagamaan, Rekan Blogger, dan Mahasiswa, dalam Acara Penguatan Pengawasan Partisipatif, tanggal 23 Desember 2019 di Sunlake Hotel. Dalam acara ini, para divisi memyampaikan banyak sekali hal-hal yang perlu didiskusikan dalam menguatkan pengawasan partisipatif. Salah satunya dengan pernyataan bahwa Bawaslu selalu senantiasa membuka pintu untuk siapa saja yang ingin menyampaikan aspirasinya baik keluhan, mungkin ide, masukan untuk penyusuanan maupun perbaikan UUD mengenai pemilu, atau apapun yang bisa meningkatkan kinerja Bawaslu.
Bawaslu juga memberikan dorongan untuk melaporkan hal-hal berbau kecurangan, pelanggaran atau apapun yang mengancam pemilu yang berkeadilan dengan jaminan kerahasiaan si pelapor. Karena menurut Bawaslu tidak ada kecurangan, bukan berarti baik. Karena mungkin saja, masyarakat atau dan parsitipatif masih takut melaporkannya. Dan kita wajib untuk terus bersiaga, serta mengawas dengan ketat, agar semuanya berjalan dengan sebaik-baiknya.
Bawaslu juga menginginkan para partisipatif untuk menyebakan pengetahuan dan ilmu dalam pemilu, sehingga menciptakan duta-duta yang akan menjadi pengawas berkopetensi. Dalam hal ini, Bawaslu senantiasa mengincar para kaula muda, yang memiliki peluang besar untuk mensukseskan pemilu yang efektif, berkeadilan, dan aman.
Salah satu peserta diskusi yang memberikan masukan pada Bawaslu. |
Bawaslu juga memberikan dorongan untuk melaporkan hal-hal berbau kecurangan, pelanggaran atau apapun yang mengancam pemilu yang berkeadilan dengan jaminan kerahasiaan si pelapor. Karena menurut Bawaslu tidak ada kecurangan, bukan berarti baik. Karena mungkin saja, masyarakat atau dan parsitipatif masih takut melaporkannya. Dan kita wajib untuk terus bersiaga, serta mengawas dengan ketat, agar semuanya berjalan dengan sebaik-baiknya.
Bawaslu juga menginginkan para partisipatif untuk menyebakan pengetahuan dan ilmu dalam pemilu, sehingga menciptakan duta-duta yang akan menjadi pengawas berkopetensi. Dalam hal ini, Bawaslu senantiasa mengincar para kaula muda, yang memiliki peluang besar untuk mensukseskan pemilu yang efektif, berkeadilan, dan aman.