LDII dan Perkembangan Mobil Listrik Nasional


Uji Coba Bus listrik LDII
 Wakil Ketua DPR RI Dr. Azis Syamsudin (Jas abu-abu)
berfoto bersama sebelum mencoba Bus Listril 

Tepatnya 12, Februari 2020 di Gedung DPP LDII. LDII atau Lembaga Dakwah Islam Indonesia mengundang beberapa mahasiswa dan pratiksi dalam rangka diskusi terpumpun, untuk membahas keberlangsungan kemajuan mobil listrik yang dirasa mulai menjadi perhatian khusus. Baik untuk Pemerintah, maupun seluruh dunia.

LDII sendiri meskipun disebut sebagai Lembaga Dakwah, akan tetapi tetap turut memperhatikan kemajuan teknologi dan kepentingan pelestarian bumi. Bahkan dalam diskusi ini, Ketua umum DPP LDII Prof. Dr. Ir. KH. Abdullah Syam, M.Sc membuka sambutan dengan salah satu ayat suci Al-Qur'an yaitu surat Ar-Rum ayat 41 yang artinya kira-kira berbunyi seperti ini:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar

Mengandung pemahaman bahwa Bumi kita yang tercinta ini, sudah diambang kerusakan yang disebabkan oleh kita. Maka inilah saatnya kita memperbaikinya, dengan Mobil Listrik sebagai salah satu langkah yang akan kita lakukan.

Pemberian Cindera mata oleh LDII
Pemberian Cindera mata oleh Ketua umum DPP LDII kepada Wakil DPR RI

Benar, dalam Focus Group Discussion ini, Mobil listrik menjadi pokok utama untuk didiskusikan. Karena Uni Eropa telah memulai tindakan dengan penggunaan seluruhnya mobil listrik untuk menggantikan mobil berbahan bakar fosil di tahun 2040, dan keluarnya Peraturan Pemerintah yang mengarah kan untuk sebisa mungkin beralih pada mobil listrik. Maka inilah sinyal bahwa kita juga memang sudah harus satu langkah untuk maju dalam perkembangan teknologi. Tapi mampukah kita mewujudkan itu? 

Mewujudkan produksi mobil listrik sendiri masih diliputi beberapa ketidak pastian dan kendala, seperti yang di sampaikan para narasumber. Karena transisi yang besar ini, juga akan mempengaruhi sektor ekonomi bahkan politik. Maka sukar untuk tiba-tiba beralih begitu saja. Beberapa kendala itu misalnya: 

1. Biaya perakitan dan pajak bea cukai yang akan menghalangi jalannya produksi, dan berdampak pada harga jual produk, dan kemudian berlanjut ke minat masyarakat yang akan menjadi konsumen. 

2. UUD yang masih kurang dalam mengatur Mobil Listrik.


LDII
Para Narasumber dalam Diskusi Terpumpun.
Kiri ke kanan: Andi Komala, Dino A Riyandi, Dedid Cahya H
DR.IR.H. Dedid Cahya Happyanto,MT. Sebagai Associate Professor Dewan Pakar DPP LDII Bidang Energi juga menyampaikan, bahwa mungkin kita tidak akan langsung begitu saja beralih ke mobil listrik, tetapi akan menciptakan mobil hybrid yang bisa menggunakan baik tenaga listrik atau bahan bakar fosil. 

Dan Dino Ahmad Ryandi sebagai Presdir dari Bakrie Autoparts juga siap menjadi perantara dan mulai bekerjasama dengan mahasiswa Teknik Elektro dalam melancarkan produksi Mobil Listrik ini, dan mengutamakan tenaga listrik hanya untuk transportasi umum seperti Bus TransJakarta karena akan lebih di rasakan manfaatnya.

Uji Coba Bis Listrik LDII
Tim Blogger usai mencoba Bus Listrik

Bus listrik ini sendiri, sudah diciptakan oleh Bakrie Autoparts dan akan disempurnaankan baik secara fisik maupun hukum. Bus listrik ini memang nyaman dipakai, apalagi meredam bising dan halus dalam perjalanan. Dan itu telah di uji coba oleh partisipasi FGD LDII kemarin.



Kok banyak yang baca tulisan ini? Hmm... 🤔

Lihat-lihat boleh, follow apalagi! 😆