AKU INGIN HIDUP SEKALI LAGI
Serius. Tadi aku bermonolog sendiri, ku berkata berkali-kali “Aku mau hidup sekali lagi, aku mohon aku mau hidup sekali lagi.” Ucapanku untuk meraih kembali sang waktu, aku tahu itu tak akan bisa. Ucapanku untuk meminta Tuhan membawa satu kehidupan dalam hidupku, karena aku tidak pernah merasa benar-benar hidup. Sudah ku bilang, aku baru saja merasakan kematian tadi. Kini aku hidup dalam tulisan ini, ini yang baru saja dikabuli. Aku ingin hidup, dan tada! Aku sudah kembali hidup.
Sekarang, Apa kau masih hidup?
Hari ini aku mati. Mungkin akan menjadi kemarin karena baru
akan ku publikasikan besok. Tapi percayalah, aku baru saja bangkit dari
kematian ketika menulis ini (setidaknya itu yang kupercayai sekarang). Aku mati
karena secara ekstrim seharian aku berkutat dengan ponsel dengan kesan yang
negatif. Benar-benar sepanjang pagi hingga malam hari, dan baru berhenti
setelah kuota internet habis. Aku peringatkan kau, enyah dari layar ponselmu
sekarang. Dia membuatmu mati.
Aku menganggap diriku mati hari ini karena secara spesial
aku tidak mengikuti anjuran dari buku motivasi yang ku baca. “Kau penonton,
maka kau mati. Kau tak pernah hidup, yang hidup itu penyanyi, aktor, atau
penulis yang sedang kau tonton atau baca karyanya. Mereka yang bergerak, mereka
hidup. Dan kau hanya penonton.” Kira-kira seperti itu pesannya.
Dan seratus persen aku mengasumsikan aku sudah mati.
Seharian ini aku membaca shojo manga, dan ini bukan yang pertama kalinya. Aku
sering mati karena menonton drama korea hingga jam 5 pagi atau nonton serial
netflix, tidak bisa kuhindarkan. Aku menyesali ketidakberdayaan ini usai
menjadi manusia brengsek seharian. Aku mati karena aku tidak bersosialisasi
dengan manusia lainnya, paling terburuk ibuku. Aku tidak mengucapkan kalimat
panjang hari ini, aku tidak menyapa ayahku, aku tidak menggendong keponakanku
yang masih bayi Lili, aku tidak terlihat oleh siapapun karena mengurung diriku
di kamar yang nyaman, menyenangkan, dan penuh uforia dan rasa penasaran yang
menghipnotis ketika aku kecanduan dengan setiap episode setiap detiknya. Sial.
Dan setelah semua kesenangan sementara terlepas dari seluruh
indraku, aku menyesalinya. Aku merasa hampa, tidak bermakna, bodoh, dan ingin
berjalan ke suatu tempat tanpa tujuan. Ketika semesta bekerja, bintang-bintang
terus bergerak, bumi terus berotasi, kepompong terus mematangkan bentuknya,
padi-padian tumbuh, para ibu mengajar anaknya kelas online, semut-semut tetap
bergerak dan berpindah, bahkan cacing darah di tangki air ku pun terus berkembang
biak. Dan aku hanya diam, terdekur pada layar ponsel, mencari-cari sensasi
romansa pada manga yang ku baca. That’s
bloody a shame! I’m not gonna use F word by the way but I hardly want to.
Aku terduduk di tempat yang tidak pernah kududuki, aku menyadari
aku sudah menjadi hantu. Ku biarkan waktu terus berjalan menjauh, ku biarkan
semua momen melewatiku, ku biarkan setiap kesempatan terlepas dari genggamanku.
Aku tahu aku akan menyesal, dan aku menyesal ku biarkan semua terjadi ketika
tau bahwa aku pasti akan menyesal. That’s
right, ini adalah lingkaran setan penyesalan. Usahakan untuk tidak terjebak
di dalamnya. Karena kau akan semakin menjadi tidak berguna.
Serius. Tadi aku bermonolog sendiri, ku berkata berkali-kali “Aku mau hidup sekali lagi, aku mohon aku mau hidup sekali lagi.” Ucapanku untuk meraih kembali sang waktu, aku tahu itu tak akan bisa. Ucapanku untuk meminta Tuhan membawa satu kehidupan dalam hidupku, karena aku tidak pernah merasa benar-benar hidup. Sudah ku bilang, aku baru saja merasakan kematian tadi. Kini aku hidup dalam tulisan ini, ini yang baru saja dikabuli. Aku ingin hidup, dan tada! Aku sudah kembali hidup.
Sekarang, Apa kau masih hidup?
Komentar
Posting Komentar