No Cap - IT HAS GONE

 I amazed myself for being a real victim and I hate these people.



    Saya pernah menulis bagaimana suatu hubungan itu terhubung, dan bagaimana setiap orang selalu merasa membesarkan masalah tanpa mereka tahu bahwa hubungan itu akan berakhir dan mereka akan kehilangan hubungan yang berharga. Saya menulisnya disini Where has it gone , bagaimanapun walaupun saya bukan orang yang merasa menjadi victim, tapi ketika melihat fenomena disekiling saya tepatnya di antara teman-teman saya, saya memikirkan hal ini dan menuliskan hal itu pada judul postingan saya di Where has it gone . Dan pada akhirnya alam membuat sekuel untuk saya sebagai tokoh utama, yang menjadikan tadinya Where has it gone menjadi well I guesss no cap- not an opinion- in fact- objectively- non hypothetical it has already gone! 

Yah betul juga wak kapan lagi jadi pemeran utama wkwkwk.


Don't fucking waste my time Kiddo.

    Saya kecil adalah saya yang sudah mulai muak dengan siklus fenomena sosial. Dulu, waktu masih SD musuh-musuhan adalah hal biasa. Polanya adalah ketika kita berkumpul, lalu satu orang inisiatif untuk menjadi protagonis dan meng-antagoniskan satu orang dalam kelompok. Lalu akan ada pada saatnya si antagonis dimusuhin satu kelas, merekapun baikan, salah satu orang dalam kelompok somehow bersahabat dengan si anta yang sangat depressed untuk mendapatkan teman dan takut kesepian. 

    Satu orang itu inisiatif membujuk baikan dan si anta yang memang depress tentu saja menerimanya dengan ringan. Lama-lama dari satu orang itu mereka semua termasuk si prota berbaikan. Dan episode selanjutnya si prota akan menunjuk anta yang lain dalam kelompok. Hal itu selalu berulang- musuhan-baikan-musuhan-baikan. Saya saat itu, termasuk dalam bagian cerita. Hingga suatu hari ketika waktu giliran saya mendapat arisan antagonis, fase berbaikan pun dimulai. Apa yang saya katakan pada satu orang yang inisiatif dan dengan baiknya mau menemani si antagonis? Yep saya kecil berkata "Udah gak usah temenin gua, gua gak butuh teman, gua udah tau pasti bakal kaya gitu lagi, kaya gitu lagi, lu juga sama kaya mereka."

Untuk pertama kalinya saya bahagia gak punya teman, dan mulai terbentuk karakter saya yang kata orang-orang cuek, aneh, dsb.

    Dan saat kecil saya tahu bahwa berteman dengan laki-laki akan lebih asik karena mereka tidak sensitif dan suka bermusuhan seperti halnya teman perempuan. Sayapun dijuluki tomboy, bukan karena saya pengen jadi laki-laki, tapi justru saya sangat memuja lelaki wkwkwk dan membenci anak-anak perempuan yang waktu itu menurut saya alay, lemah, dungu, rendahan, dan bocil-bocil gak jelas apalagi kalo pasal pertemanan. Main sama mereka gak asik, bikin masalah terus. Eh tapi pas gede, dua-duanya susah dijadiin teman!

You're fuckin right!

Present Fase

    Saat ini, dimana saya tentu bukan bocil SD yang sarkastik dalam hidup, mulai melihat bahwa seluruh dunia bukan tentang anak perempuan dan anak lelaki. Mereka berubah. Bukan semuanya ke arah yang lebih baik ya, karena buktinya walau temen SD saya sudah dewasa saya justru lost contact dengan mereka dan saya gak peduli. They're always suck as matter of fact. Dan saya bertemu orang baru, melihat detail pertemanan baru. Tapi pola itu selalu terlihat, walau dengan gaya dan narasi serta detail yang berbeda. Hanya saja hal yang tidak dimiliki sasa kecil, yang tentu saja dimiliki Witri besar adalah sahabat sesungguhnya. Walau dunia ini berputar dengan sangat jelek dan memuakan, Witri masih punya Pufnie dan Kasturi yang siap menampar bolak-balik biar lebih kuat. Hahhh I love them- very much so! 

    Well, they haven't gone and hope never be gone! Lalu kenapa it has gone? Yah karena baru-baru ini ada orang yang ingin memutuskan hubungan, dia merasa dengan membaca apalagi mengulik buku selfmotivation akan membuat dunia lebih baik tapi nyatanya itu tidak berpengaruh. Karena seandainya kamu melihat betapa mengerikannya dia bagi saya sekarang. Tentu saya mendapatkan alarm dalam diri saya. Dan otak saya mulai kembali memilah dan dengan sedihnya harus membuang satu dari sekian orang yang mungkin berpotensi berkawan baik. Saya merasa marah, karena you have wasted my time to watch you and share our precious memories. If I ever known that you're fuckin suck all along, I would be never ever ever forever act as I ever been. 

Whatever happen to you nothing to do with me fucker.

    Saya semakin kesini menjadi orang yang sangat menjaga zona nyaman dan tidak suka dengan orang-orang yang membawa huru-hara ke kehidupan saya sekecil apapun itu. Dan jika ada orang yang mana dia menjadi kasus pertama, saya akan langsung eliminate them. Tulisan ini sebagai remainder bahwa akhirnya kejadian tak terelakan akan terjadi. Dan saya tidak boleh kehilangan diri saya dan menjadi suck, seperti mereka yang nampaknya susah sekali berpositif dan tetap santuy tapi malahan menambah problem kehidupan padahal..

Hidup sudah susah,

Jangan dibikin makin susah.

    Mereka tahu bagaimana susahnya menjalani hidup, naik turun bikin mabok darat. Tapi mereka selalu membesar-besarkan segala hal. Saya pernah bilang dipostingan sebelumnya.

 Kenapa kalian senang sekali berpisah? ketika saya selalu belajar untuk menghiraukan segala hal yang mampu menghancurkan segalanya. Atau sepertinya, saya masih terhubung dengan hari-hari yang indah.


Tidak apa, jangan khawatir, kita masih sama-sama manusia..

    Dan hal-hal yang seperti ini membuat saya sadar untuk lebih sensitif pada orang-orang yang tetap bertahan dengan keanehan saya dan apa adanya saya. Saya harap dunia, alam, dan tentu saja ilahi tidak memisahkan saya, dengan orang-orang yang menjaga agar saya tidak kehilangan diri saya. 

 

Kok banyak yang baca tulisan ini? Hmm... 🤔

Lihat-lihat boleh, follow apalagi! 😆