Detecting Croocked and Fallacious Thinking Part 3 : Critical Reading



 10. Supposing the Whole to be Like the Parts/ Fallacy Composition

Adalah kekeliruan berfikir ketika seseorang menganggap apa yang terjadi dalam satu individu maka harus terjadi juga pada satu kelompok. Untuk memahami maksud dari fallacy ini, maka perhatikan contoh berikut:

Ada seorang sarjana hukum yang sukses dan kaya karena menjadi pengacara, maka dalam suatu pidato sang rektor pun berkata bahwa seluruh sarjana hukum harus mengikuti jejaknya dan semuannya  harus menjadi pengacara agar sukses dan kaya.

Dalam contoh diatas, rektor memiliki kekeliruan berfikir karena menyarankan seluruh sarjana hukum dari universitas beliau untuk menjadi pengacara. Padahal, apabila seluruh sarjana hukum menjadi pengacara maka harga sewa pengacara akan turun, penghasilan mereka akan sedirkit sekali karena banyaknya persaingan, karena si rektor menyarankan semua mahasiswa hukumnya jadi pengacara! Kesuksesaan dan penghasilan tinggi tidak hanya bisa didapat menjadi pengacara, bisa juga jadi hakim, ketua pengadilan, paniteraan, jaksa, atau apapun yang berhubungan dengan hukum, bahkan jadi admin legal yang ngurus sertifikat tanah juga bisa kok.


Fallacy Composition vs Over-generalization

Nah ketika kalian bertemu dengan Fallacy satu ini lantas akan kepikiran, loh kok sama kaya overgeneralization? KAGAK! Mereka memang terlihat serupa tetapi esensinya berbeda. Kalau OG (Overgeneralization) dia hanya berdasarkan satu kasus lalu menyamaratakan semua. Sedangkan FC membicarakan suatu kelompok. Kalau OG maka si rektor akan menyuruh bukan hanya mahasiswa hukum, tetapi SEMUA JURUSAN bahkan SEMUA ORANG DI DUNIA. Nah itu baru OG. Kalau FC kan MAHASISWA HUKUM SAJA.

Fallacy Composition vs What is to be What Ought

Hal ini juga bikin mumet ketika ditanya trus bedanya apa sama WW (What is to be What Ought) dengan FC, apakah sama-sama disuruh menjadi orang lain, bukan sesuai apa yang ada? TYDAK! ada sehelai perbedaan. Sekali lagi FC membicarakan kelompok, sedangkan WW itu bukan membicarakan kelompok. Ketika wanita tidak boleh berpendidikan karena wanita adalah pengurus rumah tangga. Disini dia tidak membicarakan kelompok, tetapi membicarakan hakekat/ fungsi/ makna seorang wanita. Bukan karena ada satu wanita, maka semua wanita harus ikut serta. Seperti esensi dari si FC (karena satu orang, seluruh kelompok harus ikutan) 'kayy?

Kalau si Sarjana Hukum dan Pengacara diubah menjadi WW maka akan seperti ini. Sarjana Hukum adalah orang yang taat dan hafal tentang hukum. Maka nikahilah Sarjana Hukum maka kamu akan terhindar dari KDRT!

Fallacy Composition vs Either or Asumption

Weh kok sama-sama ngomongin kelompok? ngomongin etnis dong? hampir serupa ya? Yaa beda dong... konteksnya tuh beda. Kalau EA kan tentang benar atau salah, kalau FC ini tentang sebab-akibat. (Sebab satu orang, maka akan mendatangkan akibat yang sama jika satu kelompok itu mengikuti satu orang itu) Disini wak maksud kekeliruannya!








Kok banyak yang baca tulisan ini? Hmm... 🤔

Lihat-lihat boleh, follow apalagi! 😆