Suatu Hari
Dari segala macam ketakutan. Ketakutan terbesar, mungkin sebenarnya tidak dapat menampikan bahwa aku butuh sesuatu untuk menjadi alasan bertahan. Alasan untuk tetap bernafas, alasan untuk tetap menjadi baik dan berusaha untuk menjadi lebih baik, alasan yang sederhana yang mudah ku pahami.
Sabqa & Sabqi |
Aku butuh sesuatu untuk dicintai, bukan karena aku terpaksa atau tidak ada pilihan lain, atau bahkan suatu keharusan karena terikat oleh darah atau kewajiban sebagai sesosok mahkluk. Aku ingin mencintai karena aku memang menginginkannya, bukan hanya perasaan tak berdasar.
Aku ingin mencintai yang aku merasa bersalah karenanya; merasa bersalah karena membawa dia ke kehidupan yang aku tahu bahwa pada akhirnya akan lebih baik kalau menghilang dan tak pernah ada. Aku sudah sangat menyayanginya jauh sebelum dia ada. Aku ingin membacakan cerita untuknya, seperti aku membacakan cerita untuk sepupunya ketika ia akan tidur. Aku ingin menggambar dan mewarnai bersamanya, menggoreskan guratan-guratan warna-warni yang akan membuat ia berfikir bahwa bagaimanapun dunia itu indah. Aku akan menyanyikannya lagu-lagu yang mendayu hingga dia mengantuk. Aku ingin memberinya rasa aman bahwa seburuk apapun kehidupan aku akan selalu ada di sisinya dan meminta maaf atas apa yang terjadi pada dirinya bahkan ketika dia berbahagia.
Dan aku takut tak bisa merawat gigimu dengan baik. Aku takut kau sakit dan bersedih. Aku takut ketidakpastian tumbuh kembangmu. Pun kalaupun kau terlahir tidak sempurna aku akan tetap menyayangimu dan membacakan cerita untukmu, bermain bersamamu. Tapi aku takut kau akan menyesal dan bersedih karenanya. Aku takut kau menyesal karena ada, dan aku membuatmu ada.
Mungkin memang tidak seharusnya aku membawamu kekehidupan ini?