Liburan Juga Punya PlotTwist
'Till the End
HELLO FOLKS, I'M FRICKING TIRED!
Saya butuh libur dari liburan yang kemarin, ini cerita liburan sudah basi sih. Tapi aku masih mau ceritaaa. Waktu itu seneng sih, happy sih waktu pergi, tapi udahannya cukup capek dimana saya malah butuh libur lagi pliss! Tapi nih yah kalau boleh jujur, saya lebih butuh untuk libur dari kehidupan ini. Libur dari orang-orang, libur dari mimpi, libur dari urusan, libur dari hak dan tanggung jawab, walau nanti pasti dibebani hal lebih berat di tempat baru tapi setidaknya itu pemberhentian terakhir untuk tidak melanjutkan apa yang mungkin saya sesali. Hahaha saya mau nulis yang happy-happy kok malah depressed. :D
Jadi gini, kemarin itu saya dan besties liburan ke Bogor. Seru banget sih dan lumayan lancar dan tersusun rapi alur liburan kita kali ini. Dari pilihan destinasi, hitungan biaya, sampai akomodasi kesana, jelasss bintang 4.5.... kan ada agen travel terbaik yaitu KASTURI DIANA dan panitia penstabil suasana RIFNIE RAHAYU. Dari liburan kita ini, kita jadi punya cerita kocak yang ber- plot twist di akhir perjalanan. Dan dari sini juga saya merasa bahwa sebenarnya bukan tentang destinasi, tapi dengan siapa kamu melakukan perjalanan.
Good bye my fucking world.
Kala liburan kemarin itu bertepatan sama bagi rapot yang dadakan sekali, diikuti masalah-masalah yang sudah bergelantungan sejak dua sampai tiga hari sebelumnya. Saya sampai pulang jam 8 malam dari sekolah karena mesti akumulasi nilai-nilai yang berantakan dan kacau dari seluruh kelas dahulu. Yang lain kemana? Gak tau. Yang jelas cuma ada saya, kurikulum, dan Pak Adam yang sibuk urus ini, itu. Sampai puncaknya pas bagi rapot saya diomelin gegara ngasih rapot ke orang tua wali yang belum kelar bayar spp. Saya dibilang "Gak becus." oh mother fucker, I'll always be the shame, but also shame on you. Give yourself a fuck even you're right. Hari itu hati saya kacau, seperti goresan abstrak, kotor, tak berwarna, tak indah. Hingga pada akhirnya saya memutuskan menunggu teman-teman satu jam lebih awal di St. Tanjung Priok untuk menenangkan diri.
Yep! Rute awal dari perjalanan liburan kali ini, saya dan teman-teman naik kereta ke Stasiun Bogor. Kayaknya pada akhirnya waktu itu kita berangkat jam 1 siang kalau gak salah ingat. Kemudian, kita sampai Bogor jam empat sampai setengah lima dan melanjutkan perjalanan ke destinasi awal yaitu Ngopi Di Sawah menggunakan Grab Car.
View Ngopi Di Sawah |
NGOPI DI SAWAH
Kalau di lihat dari suasana, tempat, fasilitas, dan kenyamanan, tempat makan ini 5+ karena suasananya itu bagus banget, pemandangannya indah, ada touch of bali, sunda, dan jawa. Kece abis, dan bagus banget buat foto-foto. Suasana di tempat makan ini sangat menjual dan gak bikin nyesel. Ada beberapa spot foto yang memang di sediakan seperti, gazebo kecil, tempat duduk bundar berwarna putih, ataupun gerbang aesthetic yang berlatar belakang gazebo utama yang indah. Pada malam hari, suasana lebih cantik lagi dengan temaram sunset, langit ungu, dan lampu-lampu indah yang menghiasi setiap gazebo dan jalan kecil serta pagar-pagar dan gerbang-gerbang kayu. Bagiku kek ada di salah satu kuil Genshin Impact hahaha... karena memang detail ornamen bangunannya sangat merepresentasikan puri-puri dan kuil seperti yang ada di Bali.
Kalau dari segi food & beverage, saya kasih nilai 3. Karena harga makanan dan minuman yang mahal (almost over 50K/item), tidak worth dengan rasa. Saya pesan wedang jahe, jahenya kurang berasa. Masih pedas jahe instan dua ribuan. Sedangkan makanannya, saya beli ketupat bandung, rasanya sama saja kaya ketoprak pinggir jalan yang harganya cebanan. Yah over all memang sepertinya tempat ini lebih menjual suasana dibanding culinary. Untuk orang yang tujuannya wisata kuliner, tidak recomended untuk icip-icip kesini.
Menu Makanan Ngopi Di Sawah |
THE MASON RESIDENCE
Setelah matahari cukup terbenam, tak lama kitapun meninggalkan tempat ngopi (walaupun gak ada satupun dari kita yang ngopi) dan menuju tempat penginapan. Mason Residence itu hanya berjarak 5-10 menit dari awal destinasi, kalau menggunakan grab bike. Bahkan saya merasa segitu dekatnya, soalnya baru duduk di motor, tiba-tiba sampai di Mason. Mason saya rate 3. Karena saya dan Rifnie dapat kamar paling pojok dekat semacam gudang, lebih lagi fasilitasnya kurang lengkap. No TV, lampu kamar mandi mati, selimut kelihatan bernoda, dan sempit. Well, walaupun pada akhirnya lampu kamar mandi hidup, setelah saya minta mas pengurus yang lewat untuk membetulkan tuh lampu. Tapi tetap saja, itu hanya mengurangi satu poin negatif dari sekian banyak kekurangan Mason Residence. Satu-satunya yang saya syukuri, Mason memiliki kolam renang pribadi yang hari itu bisa saya gunakan. Hari itu jam 10 malam saya berenang di Mason bersama adiknya Kasturi. Lumayan seru, dan buat pengalaman- berenang malam-malam. Airnya sangat dingin, dan dari awal saya sudah gak sanggup. Tapi sayang, kapan lagi? dan akhirnya saya hanya bertahan sekitar 30 menitan. Itu saja cukup. Kapok? Tidak! Saya mau coba berenang malam lagi lain kali.
Hutan Jati Kopinako
KOPINAKO
Menu Minuman di Ngopi Di Sawah |